Beternak domba bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan di Indonesia. Kuncinya adalah kejelian dalam memilih jenis domba pedaging yang akan dikembangbiakkan sesuai dengan kondisi iklim, ketersediaan lahan peternakan, pengalaman peternak, dan target ekonomis yang ingin dicapai. Di Indonesia, banyak rumpun domba lokal maupun hasil persilangan dikembangbiakkan peternak. Jenis domba lokal seperti Domba Garut atau domba Texel, domba ekor gemuk, dan domba ekor tipis. Ada juga jenis domba hasil persilangan seperti Domba Dorper, Domba Hampshire, dan jenis lainnya.
Mengenal Lebih Dekat Domba Dorper dan Domba Garut atau Texel
Bagi peternak pemula, Domba Dorper dan Domba Garut atau Texel adalah dua jenis domba pedaging yang direkomendasikan, karena keduanya dinilai memiliki sejumlah keunggulan. Nah, sebelum memilih salah satu jenis domba yang akan anda pelihara, berikut adalah pengenalan secara lebih dekat tentang ketiga jenis domba pedaging ini:
Domba Dorper
Dorper adalah domba hasil persilangan Domba Persia dan banyak dikembangbiakkan di Afrika Selatan dan Australia. Domba ini ditandai dengan kepala yang berwarna hitam atau putih, tidak bertanduk, dengan bentuk tubuh yang cenderung panjang dan bulat. Rambu bulu dan wol-nya cenderung tipis dan pendek, sehingga tidak membutuhkan pemotongan bulu secara rutin. Karena dikembangbiakkan di wilayah Afrika Selatan, yang dikenal dengan iklim yang keras, domba ini memiliki kulit tebal, yang berfungsi melindungi tubuhnya pada saat cuaca ekstrim.
Domba Garut atau Texel
Nama domba jenis ini diambil dari daerah asalnya, yakni Pulau Texel, Belanda. Namun, domba jenis ini sudah dikembangbiakkan di Indonesia, dan bahkan sudah memiliki nama lokalm yakni Dombos alias Domba Wonosobo. Domba Texel memiliki ciri fisik kulit putih bersih, dan tidak memiliki bulu di kepala dan kaki. Bulu wolnya relatif lebih panjang dibanding domba Dorper, sehingga bulu domba ini cocok digunakan untuk berbagai kerajinan, seperti rajutan, maupun produk pakaian, seperti sweater bulu maupun kaus kaki.
Ciri fisik lainnya adalah tubuh yang berbentuk padat, berotot, dan kuat. Bentuk tubuhnya cenderung simetris persegi, kaki pendek dan kuat, bentuk kepala lebar, wajah pendek, dan tidak memiliki tanduk. Salah satu keunggulan yang menyebabkan domba Texel disukai para peternak di tanah air adalah daging yang berkualitas tinggi, rasa yang lezat, tekstur bagus, dan kadar lemak cukup tinggi. Domba ini juga dikenal tumbuh cepat, sehingga konversi pangan cukup efektif dan efisien. Inilah yang berkontribusi terhadap nilai ekonomisnya.
Domba Garut
Domba yang berasal dari Propinsi Jawa Barat ini juga dikenal dengan nama Domba Priangan.Domba garut merupakan salah satu jenis domba lokal yang sangat populer di tanah air. Sebagai hasol persilangan dari tiga jenis domba yakni domba Asia Kecil, dan domba Merino, dan domba ekor gemuk Afrika, bobot tubuh domba Garut yang cenderung bongsor. Jenis ini juga populer digunakan untuk kontes domba di Garut. Jadi, tidak salah jika harganya cukup mahal.
Secara fisik, domba Garut memiliki tubuh yang cenderung bongsor, dengan bobot mencapai 60-80 kg untuk domba jantan dan 30-40 kg untuk domba betina. Domba jantan digunakan untuk kontes, khususnya kontes kekuatan dan ketangkasan, karena memiliki tanduk yang besar, sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk. Ekornya pendek dan gemuk dan lehernya pendek dan kuat. Bulu domba Garut bisa berwarna putih, coklat, hitam atau warna kombinasi, dan cenderung lebih panjang dan halus dibanding rata-rata bulu domba lokal.
Apa Saja Keunggulan Domba Dorper Dibanding Domba Garut atau Texel
Dorper, Texel, dan domba Garut adalah tiga jenis domba yang populer di Indonesia, karena sama-sama memiliki keunggulan, seperti kemampuan adaptasi iklim yang cukup baik dan bobot tubuh yang relatif lebih berat dibanding domba lokal, seperti domba ekor tipis. Namun, domba Dorper memiliki beberapa keunggulan dibanding jenis Garut atau Texel, antara lain:
Adaptabilitas Iklim Yang Luar Biasa
Sebagaimana di bahas di atas, domba ini dikembangbiakkan pertama kali di daerah-daerah dengan iklim yang cenderung ekstrim, seperti Afrika. Dengan kulitnya yang tebal sebagai pelindung, domba ini termasuk jenis yang paling tahan dengan iklim yang berubah-ubah dan bahkan ekstrim. Di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, domba dorper bisa menyesuaikan diri dengan baik, baik di saat musim hujan maupun musim panas. Bahkan, ketika curah hujan tidak teratur dan berubah-ubah secara ekstrim, domba Dorper tetap bisa tumbuh dengan baik dan berkembang biak.
Karena tahan terhadap perubahan iklim, domba Dorper relatif jarang sakit, sehingga tidak membutuhkan perawatan ekstra. Bulunya yang pendek tidak membutuhkan pemotongan rutin, sehingga domba Dorper tidak rentan terhadap penyakit akibat serangan lalat. Penyakit ini kerap dialami domba setelah pemotongan bulu. Tubuhnya yang tahan terhadap penyakit ini menjadikan domba Dorper sebagai pilihan bagi peternak pemula, yang belum memiliki pengalaman menangani domba sakit.
Fase Pertumbuhan Fisik yang Sangat Cepat
Seorang peternak pemula pastinya akan merasa senang dan bersemangat jika domba peliharaannya tumbuh cepat dari hari ke hari. Domba Dorper menawarkan keunggulan ini. Bayangkan, bahwa dalam waktu 3-5 bulan, seekor anak domba Dorper bisa mencapai bobot sekitar 30-40 kilogram. Luar biasa, bukan? Jika dihitung secara ekonomis, biaya pakan ternak yang anda keluarkan tentunya seimbang dengan pertumbuhan tubuh domba.
Mudah Beradaptasi dengan Pakan
Satu lagi alasan kenapa domba Dorper disukai para peternak domba lokal, khususnya pemula, adalah karena hewan ini tidak pemilih dalam hal makanan. Kemampuan adaptasinya dengan makanan jauh lebih baik dibanding domba Garut atau Texel. Dorper bisa menerima hampir semua jenis tanaman hijau pakan domba, bisa mencerna pakan berkualitas rendah sekalipun. Mungkin, ini juga sebabnya kenapa domba ini jarang sakit dan tubuhnya tumbuh dengan cepat.
Potensi Karkas dan Daging Berkualitas Tinggi
Karkas mempengaruhi produksi daging maupun kualitasnya. Karkas menjadi indikator untuk mengetahui produktivitas domba secara ekonomis. Domba Dorper unggul dalam hal ini, karena persentase rata-rata karkasnya mencapai 55%. Dagingnya memiliki serat yang padat dan baik, dengan rasa yang enak menjadikan Dorper sebagai pilihan peternak. Doper dan domba Garut atau Texel sama-sama memiliki bobot yang cukup besar dibanding domba lokal. Namun, Dorper lebih unggul karena kadar lemak pada daging cenderung lebih rendah, sehingga lebih sehat dibanding daging dengan kadar lemak tinggi.
Nilai Ekonomis Ekstra
Domba pedaging ini dihargai cukup tinggi di pasaran. Kondisi iklim eksternal yang ekstrim mempengaruhi sifat fisik domba Dorper. Kulitnya relatif lebih tebal, karena kulit menjadi pelindung utama bagi hewan ini di bawah cuaca ekstrim. Alhasil, penjualan kulit domba mendatangkan nilai ekonomis yang menarik bagi para peternak, karena nilai jualnya relatif lebih tinggi dibanding kulit domba jenis lainnya.
Itu adalah beberapa kelebihan domba Dorper dibanding jenis Texel atau domba Garut. Domba Dorper dihargai lebih tinggi karena kualitas yang dimilikinya. Jika anda adalah seorang peternak pemula, tidak ada salahnya memilih domba Dorper, bukan?